Hikayat Islam – Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 7
Kembalilah kalian kepada ayah dan ceritakan kepada beliau kisah ini. Katakan kepada beliau bahwa tangan Benyamin nakal hingga mencuri bejana raja yang kemudian ditemukan di dalam tasnya. Ia dihukum dengan dijadikan sebagai budak. Katakan, ‘Kami memberitahukan kepadamu apa yang kami saksikan sendiri. Kami tidak tahu ketentuan Allah yang tersembunyi ketika kami meminta Benyamin dan berjanji akan menjaganya dan mengembalikannya kepadamu.
Kalau engkau meragukan apa yang kami sampaikan ini, kirimlah utusan untuk mendengar persaksian penduduk Mesir. Mintalah persaksian teman-teman yang kembali bersama kami dalam satu kafilah, agar engkau tahu bahwa kami tidak bersalah dan telah kami katakan kepadamu bahwa kami benar dalam mengatakan itu semua.
Anak-anak Ya’qub itu kembali menemui ayahnya dan memberitahukannya sesuai apa yang dipesankan kakak mereka. Ya’qub amat sedih mendengar kabar itu. Lebih sedih lagi, karena kehilangan anak keduanya. Ia tidak merasa lega dengan pengakuan tak bersalah mereka yang menyebabkan hilangnya anak itu. Ya’qub merasa sangat terpukul dengan apa yang dulu diperbuat anak-anaknya terhadap Yusuf, lalu menuduh mereka secara terang-terangan dan mengatakan, “Niat kalian tidak menjaga anakku itu tidak benar. Kalian lebih terdorong oleh hawa nafsu yang ingin mengenyahkan ia seperti yang dulu kalian lakukan terhadap Yusuf. Kalau bukan karena putusan hukum yang kalian ucapkan bahwa sanksi seorang pencuri adalah dijadikan budak, pembesar kerajaan itu tentu tidak akan menahan anakku, dan tentu kakak kalian tidak akan menetap di Mesir. Aku tidak punya jalan lain kecuali berduka dengan cara terpuji, sambil mengharap Allah akan mengembalikan seluruh anakku. Dia Mahatahu keadaanku dan keadaan mereka. Dia memiliki kebijaksanaan yang tinggi, dan dalam kerangka kebijaksanaan itulah Dia berbuat dan mengatur segala sesuatu untukku.
Ya’qub tidak puas dengan perkataan anak-anaknya, lalu menyendiri dari mereka dan merasakan sendiri kedukaannya atas musibah kehilangan Yusuf. Akibat kesedihannya yang sangat, Ya’qub kehilangan penglihatannya. Ia memang sangat menahan amarah dan kesedihannya.
Hari-hari berlalu, sementara Ya’qub terus larut dalam kesedihannya. Anak-anaknya merasa khawatir hal itu akan berakibat buruk. Mereka kemudian mendatangi ayahnya kembali dan meringankan kesedihannya. Dengan hati iba dan tidak suka kepada ayahnya karena selalu menyebut-nyebut Yusuf, mereka berkata kepada Ya’qub, “Kalau engkau tidak mau istirahat, engkau akan semakin tersiksa dan bertambah sedih dengan selalu menyebut-nyebut Yusuf, sampai pada akhirnya engkau akan larut dalam kesedihan, lalu mendekati mati atau dianggap mati oleh orang.”
Namun, ucapan mereka tidak berpengaruh sama sekali pada diri Ya’qub. Ia kemudian menjawab, “Aku tidak mengadu kepada kalian. Juga tidak meminta kalian untuk meringankan kesedihanku: yang sulit, yang mudah, yang dapat aku rahasiakan, maupun yang tidak dapat aku rahasiakan. Sebab, aku tahu benar kebaikan tindakan dan keluasan kasih sayang-Nya yang tidak kalian ketahui.”
Yakin dan percaya kepada Allah memang dapat membangkitkan harapan. Maka dari itu, kesedihan yang dialami Ya’qub tidak mampu membuatnya putus asa bahwa kedua anaknya yang hilang pasti akan kembali ke pangkuannya. Nalurinya mengatakan bahwa kedua anaknya itu masih hidup, dan bahwa pertemuannya dengan mereka sudah semakin dekat. Ya’qub kemudian meminta anak-anaknya pergi ke Mesir mencari kedua anaknya yang hilang itu dengan mengatakan, “Anak-anakku, perhilah kalian ke Mesir dan bergabungnlah dengan kakakmu lalu carilah Yusuf dan saudaranya, Benyamin. Tanyakan kepada orang-orang tentang mereka secara lemah lembut tanpa harus dirasakan orang. Jangan berputus asa terhadap sifat kasih sayang Allah yang pasti akan mengembalikan mereka kepada kita. Sebab, sesungguhnya yang berputus asa terhadap kasih sayang Allah hanyalah orang-orang yang ingkar dan kafir.”
Baca juga:
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 1
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 2
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 3
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 4
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 5
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 6
Bersambung.
Leave a Reply