
Hikayat Islam – Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam
Mereka pun akhirnya diperiksa. Pemeriksaan itu tentu harus dilakukan dengan seksama agar pelaksanaan taktik itu tidak tampak dibuat-buat. Yusuf a.s. memimpin sendiri pemeriksaan itu, setelah sebelumnya memberikan “prolog”. Mulailah ia memeriksa tas sepuluh orang bersaudara itu. Ketika giliran pemeriksaan itu tiba pada Benyamin, saudaranya, Yusuf menemukan bejana raja. Dengan begitu, taktiknya berhasil. Yusuf pun berhak menghukum Benyamin dengan ketentuan yang ditetapkan saudara-saudaranya tadi, yaitu menangkap dan menahannya. Begitulah Allah mengatur strategi untuk Yusuf. Yusuf tidak akan menghukum saudaranya itu sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Mesir, kecuali atas kehendak Allah. Saat itu Allah benar-benar berkehendak, maka kemudian mengatur strategi untuk Yusuf. Allah memberikan kemudahan bagi Yusuf untuk mengatur segala sarana dan taktiknya dengan seksama dan penuh hati-hati. Itu semua adalah sebagian karunia Allah yang meninggikan derajat ilmu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan di atas orang yang berilmu selalu ada yang Lebih Besar dan Lebih Berilmu. Selalu ada saja yang lebih tahu.
Ditemukannya bejana dari tas Benyamin, saudaranya, mengagetkan dan membuat malu saudara-saudara Yusuf yang lain. Mereka pun mencari-cari alasan untuk membebaskan diri dari pencurian yang dilakukan oleh Benyamin. Sebuah alasan yang menohok Benyamin dan Yusuf dan mengisyaratkan bahwa mencuri adalah watak yang mereka berdua warisi dari ibunya. Mereka mengatakan, “Tidak aneh kalau ia mencuri, sebab saudara kandungnya pun pernah melakukan hal yang sama sebelumnya!” Yusuf merasakan dalamnya dan pedihnya tuduhan tersembunyi itu, tetapi ia menyimpan perasaan itu dalam dirinya, yang kalau diutarakan akan berbunyi, “Derajat kalian lebih rendah dan hina. Allah lebih tahu dengan benar tentang apa yang kalian katakan mengenai tindakan mencuri yang dilakukan Benyamin itu.”
Mereka harus melakukan pembelaan terhadap saudaranya atau malah bersedia menjadi tebusannya, dengan harapan agar janji mereka kepada ayahnya, Yaqub terbukti. Mereka kemudian mengetuk hati Yusuf dengan mengingatkan ayah mereka yang telah tua renta. “Wahai pembesar kerajaan, saudara kami ini mempunyai orangtua yang sudah amat lanjut usianya. Jika paduka berkenan dan merasa kasihan kepadanya, terimalah seorang kami sebagai tebusannya untuk menerima hukuman, karena Benyamin amat disayang ayah kami. Kami sangat berharap paduka dapat menerima permohonan kami. Kami merasakan dan mengalami sendiri keramahan paduka, sehingga kami yakin dan bekesan bahwa paduka adalah orang yang suka berbuat baik,” kata mereka kepada Yusuf.
Yusuf tentu tidak akan mengagalkan strategi yang telah diatur oleh Allah untuk kemudian kehilangan Benyamin. Oleh karena itu, ia tidak menerima permohonan saudara-saudaranya itu lalu menjawab dengan tegas, “Aku berlindung kepada Allah dan tidak mau berbuat zalim, lalu menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab, kalau hukuman itu kami lakukan kepada orang selain dia, tentu kami akan termasuk orang-orang yang melampaui batas yang menghukum orang yang tidak bersalah dengan hukuman yang semestinya dijatuhkan kepada orang yang bersalah.”
Ketika harapan anak-anak Yaqub itu pupus, mereka pun berkumpul dan bermusyawarah menentukan sikap dalam menghadapi ayah mereka. Musyarawah itu berakhir dengan pendapat saudara tertua yang mengurus mereka selama ini. Ia berkata, “Kita tidak boleh lupa dengan janji dan sumpah dengan Nama Allah yang telah kita ucapkan kepada orangtua kita, bahwa kita akan menjaga Benyamin sampai kita kembali membawanya pulang kepada ayah. Kita juga tidak boleh lupa bahwa kita pernah berjanji kepadanya sebelum itu untuk mejaga Yusuf, kemudian Yusuf kita lempar ke sumur. Maka dari itu, aku akan menetap di Mesir. Aku tidak akan pergi dari Mesir kalau bapak kita memahami kenyataan yang sebenarnya dan mengizinkan aku pulang, atau kalau Allah menentukan aku pulang secara terhormat. Sesungguhnya Allah adalah penentu ketetapan yang Maha Adil.
Baca juga:
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 1
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 2
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 3
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 4
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 5
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 7
Bersambung…
Leave a Reply