
Hikayat Islam – Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 8
Saudara-saudara Yusuf itu kemudian melaksanakan perintah ayahnya dan pergi ke Mesir. Ketika tampak penguasa kerajaan yang dari kejauhan mirip Yusuf, mereka pun berusaha menyamar agar dapat bertemu dengan penguasa Mesir itu. Ketika menghadap sang penguasa itu berkata, “Paduka, kami sekeluarga tertimpa musibah kelaparan yang menyebabkan jiwa dan raga kami sakit. Kami dahulu pernah datang kepada paduka dengan membawa sedikit barang, tapi kemudian barang itu dikembalikan kepada kami karena berjumlah sedikit dan tak berharga, serta tidak seimbang dengan apa yang kami harapkan dari paduka. Karena kami mengharap paduka untuk tidak mengurangi dan tidak melebihkan timbangan, maka penuhilah timbangan kami. Jadikanlah yang lebih dari hak yang kami terima sebagai sedekah. Sesungguhnya Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah dengan pahala yang lebih baik.”
Naluri kesaudaraan Yusuf yang sayang dan memaafkan kesalahan pun muncul. Yusuf mulai membuka tabir yang selama ini tertutup, dengan mencela dan mengatakan kepada mereka, “Apakah kalian menyadari keburukan perbuatan yang kalian lakukan terhadap Yusuf ketika kalian melemparnya ke dalam sumur, dan Benyamin yang kalian sakiti? Ketika itu kalian terdorong oleh kebodohan yang membuat kalian lupa sikap kasih dan persaudaraan!”
Kejutan yang dilakukan Yusuf itu menggugah mereka bahwa penguasa yang mereka hadapi itu adalah Yusuf. Mereka pun kemudian berkata, “Tentu padukalah Yusuf itu. Benar, engkaulah Yusuf.” Yusuf pun membenarkan dugaan mereka dan berkata, “Benar, akulah Yusuf dan ini Benyamin, saudaraku. Allah telah menyelamatkan kami dari kematian, dan memberikan karunia serta kekuasaan kepada kami. Hal itu adalah balasan Allah atas keikhlasan dan kebaikanku. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.”
Mereka berkata, “Engkau benar, Yusuf. Kami berani bersumpah bahwa engkau sungguh telah dikaruniai ketakwaan, kesabaran, kelakuan baik dan kerajaan serta kedudukan yang tinggi oleh Allah. Kamilah yang berdosa atas apa yang kami perbuat terhadapmu dan saudaramu. Maka Allah pun merendahkan kami dan memberikan balasan orang-orang yang berdosa kepada kami.”
Yusuf, sang nabi menjawab, “Tidak apa-apa. Hari ini kalian tidak terhina. Kalian aku maafkan karena alasan menghormati keturunan dan hak saudara. Aku akan memohon kepada Allah agar memaafkan dan mengampuni kalian. Sesungguhnya Dia adalah pemilik kasih sayang yang amat luas.”
Yusuf kemudian menanyakan ayahnya kepada mereka. Ketika mereka menceritakan kondisi buruknya dan keadaan matanya akibat terlalu sedih dan banyak menangis, Yusuf memberikan bajunya kepada mereka lalu berkata, “Bawalah baju ini pulang dan lemparkanlah ke wajah ayah. Ia pasti akan gembira dan yakin bahwa aku masih hidup. Baju itu juga akan mengembalikan penglihatannya kembali. Saat ayah dapat melihat kembali, ajaklah ia dan semua keluarga kalian ke sini.”
Mereka pun lalu pergi membawa baju Yusuf. Saat itu hati Ya’qub berdebar menanti berita yang akan dibawa anak-anaknya. Saat menanti itu Allah selalu bersama Ya’qub dan menghubungkan jiwanya dan jiwa anak-anaknya. Maka, tatkala kafilah anak-anaknya telah melewati perbatasan Mesir menuju kepadanya, Allah melapangkan harapannya dan memberikan ketenangan tentang dekatnya kabar gembira mengenai keselamatan Yusuf. Ya’qub memberitahukan hal itu kepada keluarganya seraya berkata, “Aku mencium bau Yusuf yang sangat aku sukai. Kalau bukan karena takut kalian tuduh aku berbuat sesuatu yang tidak baik, tentu aku akan ceritakan kepada kalian lebih dari sekedar perasaan dan naluri.”
Keluarganya malah membalas dengan keras dan tetap yakin bahwa Ya’qub belum sadar dan terbuai dalam khayalan. Akibatnya terjadilah apa yang terjadi, karena begitu cintanya kepada Yusuf, begitu seringnya ia menyebut namanya karena ingin berjumpa.
Baca juga:
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 1
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 2
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 3
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 4
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 5
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 6
- Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 7
Bersambung.
Leave a Reply