Hikayat – Mukjizat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam: Terbelahnya Bulan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam mengajak manusia di Mekah agar hanya menyembah Allah Subhaanahu wata’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Selain itu beliau juga meminta mereka agar meninggalkan penyembahan kepada berhala. Beliau kemudian memberikan bukti-bukti bahwa hanya Allah lah yang menciptakan mereka. Di sisi lain semua berhala yang awalnya mereka sembah sama sekali tidak dapat memberikan manfaat kepada mereka.
Namun, mereka menjawab seperti yang tertulis dalamm Al-Qur’an,
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦۤ أَوۡلِيَآءَ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ فِى مَا هُمۡ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِى مَنۡ هُوَ كَـٰذِبٌ۬ ڪَفَّارٌ۬ (٣)
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih [dari syirik]. Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah [berkata]: “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Q.S. az-Zumar[39]: 3)
Pada suatu hari, orang-orang kafir mekah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam., “Kami tidak akan beriman kepadamu hingga engkau dapat menunjukkan bukti yang terlihat di depan mata kami, supaya kami kemudian membenarkan engkau.”
Maka malam itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Lihatlah bulan itu.” Mereka semua segera melihat bulan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam kemudian menunjukkan tangan beliau ke arah bulan itu. Bulan pun terbelah dua. Mereka semua menyaksikan hal itu. Namun mereka kemudian berkata, “Kami menunggu orang-orang yang akan datang dari padang pasir untuk kami tanyakan apakah mereka menyaksikan terbelahnya bulan itu seperti kami. Atau engkau, hai, muhammad, menyihir mata kami sehingga hanya kami saja yang melihatnya.”
Kemudian beberapa orang musafir berdatangan. Mereka menanyakan para musafir tadi tentang kejadian itu. Mereka yang ditanya mengatakan bahwa mereka juga melihat terbelahnya rembulan itu.
Namun demikian, setelah ditunjukkannya bukt itu, hanya beberapa orang yang beriman, sementara yang tetap mendustakan beliau masih banyak. Mereka yang tetap mendustakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam mengatakan bahwa peristiwa itu hanyalah sihir.
Maka Allah Subhaanahu wata’ala menjawab tuduhan mereka,
ٱقۡتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلۡقَمَرُ (١) وَإِن يَرَوۡاْ ءَايَةً۬ يُعۡرِضُواْ وَيَقُولُواْ سِحۡرٌ۬ مُّسۡتَمِرٌّ۬ (٢) وَڪَذَّبُواْ وَٱتَّبَعُوٓاْ أَهۡوَآءَهُمۡۚ وَڪُلُّ أَمۡرٍ۬ مُّسۡتَقِرٌّ۬ (٣) وَلَقَدۡ جَآءَهُم مِّنَ ٱلۡأَنۢبَآءِ مَا فِيهِ مُزۡدَجَرٌ (٤) حِڪۡمَةُۢ بَـٰلِغَةٌ۬ۖ فَمَا تُغۡنِ ٱلنُّذُرُ (٥)
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, ‘(ini adalah) sihir yang terus menerus.’ Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran), itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tiada berguna (bagi mereka).” (Q.S. al Qamar: 1-5)
Sumber: Mukjizat Nabiku Muhammad, Muhammad Ash-Shayyim
Leave a Reply