Categories: Kisah Shahabat

Taubatnya Ka’ab bin Malik RA Karena Tidak Ikut dalam Perang Tabuk (4)

Hikayat – Taubatnya Ka’ab bin Malik RA Karena Tidak Ikut dalam Perang Tabuk

Sayyidina Ka’ab Radhiyallahu ‘anhu melanjutkan kisahnya, “Ada yang mengusulkan kepadaku agar aku juga berbuat seperti Hilal, yaitu meminta ada Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam agar istriku merawatku. Mungkin aku akan diizinkan untuk tinggal dengan istri. Namun, aku menjawab,’Hilal sudah tua, sedangkan aku masih muda. Aku tidak tahu apa jawaban Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Untuk itu, aku tidak berani minta izin.’ Keadaan tersebut berjalan selama sepuluh hari, sehingga kehidupan dengan dikucilkan seperti ini, telah berjalan selama lima puluh hari. Pada hari kelima puluh, aku Shalat Shubuh di atas atap rumahku. Setelah itu duduk di tempat itu dengan bersedih hati. Bumi terasa sempit dan hidupan terasa berat bagiku. Tiba-tiba, dari arah bukit Sala’ (sebuah bukit di Madinah) terdengar suara keras, ‘Hai Ka’ab, ada kabar gembira untukmu!’ Demikian gembiranya aku, sehingga aku langsung sujud syukur dan menangis gembira. Aku tahu kesempitan ini sudah berakhir. Selepas Shalat Shubuh tadi, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan ampunan bagi mi. Serita yang pertama kali kami dengar adalah dari orang yang membawa berita dari atas gunung itu. Kemudian datang lagi seseorang yang berkuda membawa berita yang sama. Karena begitu gembira, langsung kulepaskan pakaian yang sedang kupakai dan kuhadiahkan kepada pembawa berita tersebut. Demi Allah, saat itu aku tidak memiliki lagi pakaian kecuali pakaian yang kupakai itu. Lalu, aku meminjam pakaian untuk menghadap Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kabar gembira ini pun telah disampaikan kepada kedua temanku.

Setiba di masjid, para shahabat Radhiyallahu ‘anhum yang sedang duduk mengelilingi Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berlarian ke arahku untuk memberi selamat kepadaku. Yang pertama kali memberi selamat ialah Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhu. Ia memeluk dan menyalamiku. Sikapnya itu selalu aku kenang. Kemudian kudekati tempat duduk Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi salam kepadanya. Tampak wajah beliau berseri-seri dan memancarkan cahaya kegembiraan. Wajah Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang penuh berkah, pada saat bergembira akan bercahaya seperti bulan purnama. Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, untuk menyempurnakan taubatku, aku ingin menyedekahkan seluruh kekayaanku di jalan Allah. Sebab, harta inilah yang telah menjerumuskanku ke dalam musibah besar.’ Beliau bersabda, ‘Nanti kamu akan mengalami kesulitan. Sebaiknya, sisakan sebagian harta itu untukmu.’ Maka aku sedekahkan seluruh hartaku kecuali harta rampasan yang kuperolell di Khaibar. Aku merasa bahwa kejujuranlah yang telah menyelamatkanku. Oleh sebab itu, aku berjanji akan selalu berkata jujur.”‘ (dari Kitab Durrul Mantsur danKitab Fathul Bari)

Faidah

Demikianlah teladan ketaatan para shahabat Radhiyallahu ‘anhum, kekuatan agama, dan ketakwaan mereka kepada Allah Subhaanahu wata’ala. Meskipun sebelumnya mereka selalu mengikuti berbagai peperangan, namun karena sekali saja tidak mengikutinya, mereka mendapatkan hukuman berupa pengucilan setama lima puluh hari. Walaupun demikian, mereka tetap menjalaninya dengan penuh ketaatan dan keridhaan. Harta yang menyebabkan mereka lalai, mereka sedekahkan di jalan Allah Subhaanahu wata’ala.

Peringatan Allah Subhaanahu wata’ala dan berpalingnya Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan orang-orang kafir menyangka iman mereka menjadi lemah, sehingga orang-orang kafir menghendaki agar Sayyidina Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menjadi murtad. Tetapi ternyata iman mereka tetap teguh.

Kita juga. orang Islam, firman Allah Subhaanahu wata’ala dan sabda Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ada di depan kita. Namun, perintah Allah Subhaanahu wata’ala yang paling besar setelah iman, yaitu . shalat, berapakah di antara kita yang mengerjakannya? Orang yang mengerjakannya pun, bagaimana cara mengerjakannya? Apalagi zakat dan haji, yang memerlu.kan pengorbanan harta !

Tamat

[99 Kisah Orang Shalih, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab]

Ahmad Fahrurroji

Recent Posts

Kisah Perang Mut’ah

Hikayat Islam - Kisah Perang Mut'ah Dalam rangka mendakwahkan Islam, baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam…

3 years ago

Kisah Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu Menghapal Hadits

Hikayat Islam - Kisah Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu Menghapal Hadits Saayidina Abu Hurairah Radhiyallahu…

3 years ago

Kisah Perjalanan Seseorang dari Madinah ke Dasmaskus Hanya untuk Sebuah Hadits

Hikayat Islam - Kisah Perjalanan Seseorang dari Madinah ke Damaskus Hanya untuk Sebuah Hadits Syaikh…

3 years ago

Kisah Tasbih Sayyidatina Fathimah Radhiyallahu ‘anha

Hikayat Islam - Kisah Tasbih Sayyidatina Fathimah Radhiyallahu 'anha Sayyidina Ali Radhiyallahu 'anhu berkata kepada…

4 years ago

Kisah Sayyidina Abu Hurairah RA Bertanya Satu Masalah karena Lapar

Hikayat Islam - Kisah Sayyidina Abu Hurairah RA Bertanya Satu Masalah karena Lapar Sayyidina Abu…

4 years ago

Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 9

Hikayat Islam – Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam – Bagian 9 Ia masih terus berharap menanti kasih sayang…

5 years ago